Bentuk dasarnya adalah perisai yang berbentuk lingkaran. Hal ini mengartikan bahwa Ambalan Ciung Wanara adalah ambalan yang dinamis. Ambalan selalu berputar seperti roda kehidupan. Angkatan yang berada di atas kemudian turun dan digantikan oleh angkatan sesudahnya. Hal ini akan terus berlanjut selama Ambalan Ciung Wanara tetap ada seperti layaknya lingkaran yang tak berujung.
Di samping kanan dan kiri terdapat kujang. Hal ini mengartikan senjata khas daerah Pasundan dan juga merupakan pusaka Ambalan Ciung Wanara. Kedua kujang melambangkan bahwa Ambalan Ciung Wanara memiliki tugas untuk mempertahankan, mengembangkan dan melestarikan budaya Pasundan. Lima buah lubang pada kujang mengartikan Ambalan Ciung Wanara tetap setia mengamalkan Pancasila.
Di bagian bawah berkobar api Tri Satya berwarna merah. Hal ini melambangkan bahwa jiwa kepramukaan selalu berkobar di dada setiap anggota Ambalan Ciung Wanara yang bertekad mengamalkan Dasa Dharma dan Tri Satya dalam kehidupan.
Di bagian atas tergantung pita kuning bertuliskan “CIUNG WANARA". Hal ini diartikan sebagai nama ambalan kita. Namanya yang berasal dari nama tokoh kerajaan Galuh yang selalu menderita tetapi berkat perjuangan dan ketabahan dapat menjadi raja yang bijaksana.
Di bagian tengah terdapat dua buah tunas kelapa yang kedua akarnya bersatu. Hal ini melambangkan bahwa seorang pramuka memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai makhluk sosial yang harus bekerja sama dengan sesamanya dan sebagai makhluk pribadi yang bebas berkreasi. Kedua kedudukan itu menyatu dalam satu jiwa dan raga seorang pramuka.
Sebuah bintang. Hal ini melambangkan cita-cita yang tinggi,setinggi bintang di langit, yang harus dicapai melalui kerja keras dan saling membantu dalam mencapai suatu tujuan.
Di bagian tengah terdapat tiga buah rantai yang bersatu dengan sebuah titik bagian pusat. Tiga rantai tersebut melambangkan bahwa Ambalan Ciung Wanara selalu terikat hubungan kekeluargaan dengan kuat antar sesama anggota di segala bidang kehidupan. Keterikatan kekeluargaan itu mencakup tiga fase angkatan: angkatan yang lalu, angkatan sekarang, dan angkatan yang akan menjadi penerus Ambalan Ciung Wanara.
Ketiga angkatan ini akan selalu mengingat hal tersebut sehingga tidak terlepas dari jati dirinya sebagai anggota Ambalan Ciung Wanara yang selalu mengangkat adat Ambalan Ciung Wanara dalam kehidupan.
Warna hitam pada garis pinggir perisai, nama “CIUNG WANARA”, dan tangkai kujang serta semua garis pinggir lambang melambangkan kewibawaan.
Warna hijau sebagai warna dasar lambang melambangkan keimanan kepada Allah SWT sebagai dasar pokok tegaknya Ambalan Ciung Wanara.
Warna kuning pada pita, kujang dan tunas kelapa serta bintang melambangkan kekayaan dan keagungan hati seorang pramuka.
Warna merah pada api Tri Satya melambangkan keberanian menegakan kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar